Sabtu, 25 Juni 2016

Tentang Pisang Kepok dan Kambeng Pisang

Dulu, waktu masih kecil, pisang masih melimpah di Soppeng. Pisang menjadi buah yang paling murah. Karena pisang cepat matang, cepat rusak jika tidak segera diolah. Padahal pisang ini bisa dibikin macam-macam.
Pisang-Kepok
Pisang Kepok (Sumber gambar)
 
Pisang Muda
 
Pisang muda enaknya dibikin “Sanggara Peppe”, pisang digoreng setengah matang, dipeppe (dipukul), kemudian digoreng lagi sampai gurih, dimakan dengan sambel terasi. Trus makan rame-rame di balai-balai ditemani teh manis…wuihhh jadi pengen.
 
Pisang Mengkal
 
Pisang mengkal biasanya berwarna hijau dengan semburat kuning atau orange. Nah jenis ini cocok dibuat pisang goreng, tidak keras, juga tidak lembek, tidak menyerap minyak terlalu banyak. Pisang mengkal juga cocok dibuat “Pisang Epe”, pisang dibakar, diepe (dipukul-pukul sampai berbentuk pipih), trus disiram dengan gula merah. Sebenarnya versi asli Pisang Epe itu hanya disiram gula merah, belakangan ditambah topping seperti keju. Ini yang menjadi salah satu makanan khas kota Makassar.
 
Pisang Bonyok
 
Pisang jenis inilah yang biasanya butuh kreatifitas lebih. Di kampungku, biasanya pisang dibelah-belah, kemudian dijemur di bawah sinar matahari. Jika sudah kering akan bertahan lama, bisa disimpan dan digoreng sewaktu-waktu. Rasanya manis dan legit. Pisang bonyok juga cocok dibuat Kue Burongko, pisang dihancurkan, dicampur telur, gula pasir dll, kemudian dimasukkan kedalam daun pisang yang sudah dibentuk, kemudian dikukus. Kue Burongko ini enaknya dinikmati setelah keluar dari kulkas.

Pisang bonyok paling banyak dibikin "Kambeng". Karena sangat simple. Pisang dihancurkan, dicampur terigu, kemudian digoreng atau wajan diolesi dengan minyak goreng, ratakan pisang hancur di atasnya, tutup, masak dengan api kecil. Dulu, inilah jenis olahan pisang yang sangat saya tidak suka, kadang-kadang jika sudah dibikin almarhumah ibu, saya bahkan tidak menyentuhnya. Bentuknya tidak asyik, mungkin karena menyerap banyak minyak, rasanya kurang enak (sorry mom).
 
****
Bertahun-tahun kemudian, pisang menjadi buah yang mahal. Sesisir pisang dihargai Rp.10.000-15.000. Apalagi jika bulan Ramadhan, harganya melonjak. Dulu, aduh bertebaran dimana-mana. Dirumah banyak, ke rumah tetangga ketemu pisang, ke rumah nenek ketemu lagi pisang, kerumah nenek yang satu ketemu pisang lagi. Karena banyaknya, saya jadi tidak selera dengan buah pisang.
 
Saya sangat menghargai pisang sekarang. Tidak pernah ada pisang terbuang, semua ludes dibikin macam-macam. Jika ingin makan Sanggara Peppe, tinggal beli pisang muda. Jarang pisang muda yang sudah dibeli berubah menjadi pisang bonyok, biasanya pisangnya habis di usia yang masih sangat muda hahaha.
 
Beberapa hari yang lalu saya membeli pisang bonyok, sengaja karena saya mau membuat Kambeng Pisang. Iya kue yang itu, kue yang saya tidak inginkan dulu. Tenyata Kue Kambeng bisa menjadi special dengan sedikit modifikasi. Anak-anak suka sekali, mereka bolak-balik makan sampai habis. Ini saya bagi resepnya:
 
Bahan-bahan:
 
Pisang bonyok (saya pake pisang kepok)
Tepung Terigu
Tepung sagu
Keju/ gula merah
 
Takaran kira-kira saja, saya bikin seperti takaran digambar.
Kambeng-pisang
Bahan Kambeng Pisang
 
Potong-potong pisang berbentuk dadu. Masukkan ke wadah yang agak besar, masukkan tepung terigu, tepung sagu yang sudah dicairkan. Aduk rata.
 
Siapkan happycall atau teflon. Olesi mentega, kemarin karena mentega habis saya pakai minyak goreng, tumpahnya kebanyakan pula (tepok jidat).
 
Tata adonan pisang diatas happycall, masak dengan api kecil. Jika sudah matang taburi dengan keju parut. Jika tidak suka keju, bisa juga diganti dengan gula merah. Caranya buat larutan gula merah dengan cara memanaskannya, terus campur diadonan tadi. Enak.
 
Kambeng-pisang
masak diteflon atau happycall
 
Karena dicampur dengan tepung sagu, kuenya jadi agak legit, tidak menyerap minyak. Pokoknya lebih enak saja dibandingkan tidak memakai tepung sagu. Apalagi ditaburi topping keju, keliatan lebih modern kan?
Kambeng-pisang
This is it!! Kambeng Keju ala Mom Nay
 
Semoga bermanfaat.
Parepare, 16 09 2015
Nur Islah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah membaca. Semua komentar Spam dan yang menyertakan link hidup tidak saya munculkan ya. ^_^

Follow my IG

Subscribe