Sabtu, 16 Juli 2016

Sebenarnya resep ini saya masak setahun yang lalu, tapi sharenya di FB saja. Karena blognya baru dibuat Mei kemarin, buat bikin ramai isinya, saya pindahkan postingan FB di sini.
 
A photo posted by Nur Islah (@pulau_ila) on
Resepnya sendiri saya liat contekan di Cookpad, tapi dimodifikasi dengan menggoreng bawang sebelum ditumis.
 
Bahan-bahan:
 
Terong ungu 2 buah (potong serong)
Bakso sapi 5-6 biji (potong kecil-kecil)
Bawang merah 3 biji
Bumbu halus:
 
Kemiri 3 biji
Bawang merah 3 biji
Bawang putih 3 biji
Lombok kecil 10 biji
Terasi goreng 1/2 sendok atau sesuai selera
Garam secukupnya
Gula pasir pengganti penyedap secukupnya
Merica secukupnya
 
Cara membuat:
 
Goreng terongnya setengah matang. Tumis bawang merah dulu, kalau sudah harum masukkan bumbu halus, masukkan bakso,tambahkan terong yg sudah digoreng. Tambahkan air secukupnya. Aduk lagi.
 
Jika sudah matang, diangkat. Bisa ditambahkan sedikit kecap, dan saus tiram kalau mau. Tapi saya tidak pakai tetap enak.
 
Yang mengganggu dari resep ini adalah terongnya menyerap banyak minyak waktu digoreng. Kapan-kapan saya mau coba membakarnya saja, atau bisa juga dimatangkan dulu pakai Happy call, pasti lebih sehat.

Bagaimana Bunda? mudah bukan resep Balado Sambel Terong Terasi ini? Yuk dicoba. 
2

Minggu, 26 Juni 2016

Entah apa nama untuk penganan ini di daerah lain, tapi masyarakat suku Bugis menyebutnya “Gore Barelle”, Gore artinya goreng, sedangkan Barelle artinya jagung. Seingat saya, yang mengajari resep ini tidak ada. Tapi jika musim jagung tiba, ibu, nenek maupun tetangga sering membuat Gore Barelle. Karena sering makan, jadi saya bisa menerka bumbunya apa.

Jaman dulu di kampung, saya dan teman-teman sering ngumpul sore-sore di balai-balai. Maklumlah tidak ada hiburan lain di desa. Ngumpul-ngumpul biasanya disertai dengan acara makan-makan. Yang diolah apa yang lagi melimpah saja. Jika musim buah, kami bikin rujak, jika musim jagung kami membuat Barobbo atau Gore Barelle. Bagian tersulit membuat Gore Barelle adalah bagian memipil jagungnya, apalagi kalau banyak. Bukan sulit sih tapi membosankan karena memakan waktu lama. Tapi kalau diborong oleh gadis-gadis yang sedang ngerumpi tidak ada yang tidak bisa, sekejap saja belasan jagung sudah siap diolah jadi Gore Barelle.
Sumber gambar: Pixabay
 
Kisah Gore Barelle menjadi pelengkap kegiatan ngumpul sampai sekarang masih berlanjut, bedanya cuma pesertanya saja, kalau dulu dengan gadis-gadis sekarang sama suami dan anak-anak :D
Itu intro ceritanya ya, untuk cara membuatnya bagaimana? Sangat mudah.
 
Bahan-bahan:
 
Jagung muda 2 -3 buah, pipil
Garam 1 sdt atau sesuai selera
Bawang merah 3 siung atau lebih
Merica halus ½ sdt atau sesuai selera
Gula pasir secukupnya sebagai penyedap
Margarin 1 sdm
Keju (optional)
 
Cara membuat:
 
Ambil wajan yang agak besar. Kenapa harus gede? Percayalah menggunakan wajan kecil ribet, rawan tumpah.
 
Panaskan margarin, kalau tidak punya margarin/mentega, pakai minyak goreng juga tidak apa-apa. Setelah margarinnya cair, masukkan jagung yang sudah dipipil tadi ke dalam wajan, aduk rata. Bagian ini cukup lama, tunggu jagung benar-benar hampir matang baru melangkah ke step selanjutnya. Cara mengetes kematangannya, dicoba makan saja ya hehehe. Kalau bagian tengahnya masih mentah berarti masaknya masih harus dilanjutkan lagi.
 
Sambil menunggu, haluskan garam dan bawang merah. Tidak halus benar juga oke, masukkan ke dalam wajan. Aduk rata. Usahakan memasaknya beberapa menit lagi, sampai bawang merahnya berbau harum. Masukkan merica dan gula, aduk rata, tes rasanya.
 
Hidangkan di piring, beri topping keju parut. Sebenarnya tanpa keju parut pun Gore Barelle ini sudah enak. Tapi karena anak-anak dan emaknya suka keju, makanya ditambahkan saja.
 
Hidangan ini paling mantap disantap hangat-hangat. apalagi dimakan saat di luar lagi hujan, duduk bersila rame-rame, wuihh…hitungan menit tak bersisa.
2

Sabtu, 25 Juni 2016

Mie-Jaipong


Dia dikenal dengan panggilan “Pak De”. Pak De sebenarnya sudah lama menggeluti dunia kuliner. Kurang lebih 5 tahun dia bekerja di bisnis makanan, tapi hanya sebatas sebagai karyawan salah satu resto di Parepare. Sejak April tahun lalu, Pak De memberanikan diri berdikari dengan mengusung nama “Mie Jaipong”.

“Kenapa memakai nama Jaipong Pak?” tanyaku ketika makan siang bersama suami di sana.

Dengan jenaka Pak De menirukan penari jaipong "mienya meliuk-liuk mbak sepertinya tangan penari jaipong"  kemudian dia menambahkan dengan nada serius, bahwa dia memilih nama itu supaya mudah diingat saja, kata “Jaipong” menurutnya unik dan membuat penasaran pengunjung.

Pak De mengaku ini warung keduanya setelah warung sebelumnya diambil alih pemilik bangunan di tempat dia membuka usaha.

"Padahal langganan sudah lumayan banyak mbak, pak walikota pun sudah 3 kali menyambangi warung saya" sesal Pak De.

Mie Jaipong pesanan saya sudah sudah siap santap ketika Pak De masih ngobrol tentang suka dukanya memulai usaha. Saya memesan Mie Jaipong porsi kecil saja, takut kebanyakan jika memesan porsi besar (sok diet). Tampilannya mirip Mie Titi. Mie basah digoreng terlebih dahulu, kemudian dilengkapi dengan potongan-potongan ayam, bakso dan daun sawi. Yang membedakannya dengan Mie Titi adalah jenis mie yang dipakai, Pak De menggunakan mie basah jenis lain. Saya suka karena gurih mienya bertahan walaupun sudah diguyur kuah berkanji. Rasa kuahnya juga terasa lebih segar, mungkin karena dibuat lebih encer.
Mie-Jaipong


Pak De tak henti-henti bertanya "Gimana mbak, enak?"

"Enak" kataku..buktinya ludes hahaha

Selain menyediakan Mie jaipong, warung ini juga menjual menu lain seperti nasi goreng, ayam goreng, sop kikil dll. Belakangan ditambah juga dengan menu prasmanan.

Konsep warungnya semi cafe, bisa jadi tempat minum kopi jika hanya sekedar ingin ngopi. Selain Mie Jaipong, ada STMJ (Susu Telor Madu Jahe ). STMJ ini juga merupakan salah satu menu andalan di sana.

Jika ingin mencoba Mie Jaipong dan STMJ ala Pak De, silahkan berkunjung di alamat ini:

Jl Bau Massepe (dekat GRAPARI)
Kelurahan Cappa Galung
Kecamatan Bacukiki
Kota Parepare-Sulsel

Pak De yang sedang semangat-semangatnya membangun usahanya ini akan menyambut Anda dengan hangat. Sehangat STMJ!

Parepare, 03 03 2016
Nur Islah
0

es-kuwut-ala-Utta

Sehari sebelumnya, setelah sholat magrib saya, Mba Dyah, Pak Amin, Audrah dan Utta mengobrol. Kami membicarakan menu buka puasa untuk besok. Tercetus ide entah dari siapa, supaya Utta sebaiknya besok membuat es buah. Utta yang memang passionnya memasak langsung mengiyakan. Jadilah kami berempat saweran untuk beli bahannya.

Besoknya, sebelum siang, saya yang bertugas jadi bendahara proyek es buah ini memberikan uang modal untuk Utta ke pasar beli bahannya. Tak lama kemudian, dia datang dengan keluhan menyayat hati..kata dia semua MAHAL! Dia me-list belanjaannya dan melapor bahwa sepertinya uang kurang, kelapa 2 biji yang dipesan belum ditebus hahaha.

Singkat cerita, donator bertambah, akhirnya semua bahan-bahan siap dieksekusi.
Rupanya Utta membuat es baru yang namanya belum pernah saya dengar, namanya Es Kuwut. Dengan rasa penasaran, saya buntuti dia di dapur.

Es Kuwut adalah es khas Bali, es ini berbahan sederhana : Kelapa, melon, lemon, dan air gula. Tapi oleh Utta dimodifikasi dengan menambahkan agar-agar. Modifikasi yang Utta lakukan tidak sampai di situ, dia menambahkan melon lebih banyak dari yang seharusnya, supaya hasilnya melimpah kata dia :D

Ini saya share hasil pengamatan saya melihat Utta beraksi di dapur:

Es Kuwut Ala Utta

bahan:

Melon (Utta pakai setengah buah)
Biji selasih 2 sendok
Kelapa muda 2 buah
Gula cair (20 sendok) atau sesuai selera
agar/Jelly 1 bungkus
Lemon 3 buah (1 buah diiris tipis, 2 buah diperas)


bahan-es-kuwut-ala-Utta
 
 
Cara Membuat:
 
Sangat mudah, campur semua bahan menjadi satu di wadah besar. Ingat biji selasihnya direndam dulu dengan air panas *kali aja ada yang khilaf langsung campur juga :)


Aduk rata, lalu tambahkan es batu.

Rasanya bagaimana?

Segar. Rasa manisnya sedang, manis-manis jambu, kalau mau nendang tambahkan lagi gula beberapa sendok. Beberapa teman komentar jeruknya kurang, langsung disodori Utta jeruk nipis, trus disuruh peras sendiri. Yang protes sudah tidak bersuara, sibuk dengan nikmatnya es Kuwut nan segar.

Es Kuwut yang dibuat Utta hasilnya benar lumayan banyak, setelah dinikmati ramai-ramai sekitar 15 orang, masih bersisa setengah baskom lagi. Setelah sholat magrib satu persatu teman ambil gelas, untuk menikmati es Kuwut kedua kalinya.
 
Utta senang, percobaan resepnya berhasil.


penganan-buka-puasa
Penganan buka puasa di kantor


penganan-buka-puasa
Kue andalan yang harus ada : jalangkote dan bakwan


buka-puasa-bersama
Momen yang paling saya sukai di bulan ramadhan, bukber


buka-puasa-bersama
Irma, Cemma, Vina

Sayangnya Utta tidak mau difoto. Chef rendah hati memang gitu, yang penting para pencicip buatannya puas.

Selamat menjalankan ibadah puasa. semoga lancar jaya sampai hari raya tiba.
0

Dulu, waktu masih kecil, pisang masih melimpah di Soppeng. Pisang menjadi buah yang paling murah. Karena pisang cepat matang, cepat rusak jika tidak segera diolah. Padahal pisang ini bisa dibikin macam-macam.
Pisang-Kepok
Pisang Kepok (Sumber gambar)
 
Pisang Muda
 
Pisang muda enaknya dibikin “Sanggara Peppe”, pisang digoreng setengah matang, dipeppe (dipukul), kemudian digoreng lagi sampai gurih, dimakan dengan sambel terasi. Trus makan rame-rame di balai-balai ditemani teh manis…wuihhh jadi pengen.
 
Pisang Mengkal
 
Pisang mengkal biasanya berwarna hijau dengan semburat kuning atau orange. Nah jenis ini cocok dibuat pisang goreng, tidak keras, juga tidak lembek, tidak menyerap minyak terlalu banyak. Pisang mengkal juga cocok dibuat “Pisang Epe”, pisang dibakar, diepe (dipukul-pukul sampai berbentuk pipih), trus disiram dengan gula merah. Sebenarnya versi asli Pisang Epe itu hanya disiram gula merah, belakangan ditambah topping seperti keju. Ini yang menjadi salah satu makanan khas kota Makassar.
 
Pisang Bonyok
 
Pisang jenis inilah yang biasanya butuh kreatifitas lebih. Di kampungku, biasanya pisang dibelah-belah, kemudian dijemur di bawah sinar matahari. Jika sudah kering akan bertahan lama, bisa disimpan dan digoreng sewaktu-waktu. Rasanya manis dan legit. Pisang bonyok juga cocok dibuat Kue Burongko, pisang dihancurkan, dicampur telur, gula pasir dll, kemudian dimasukkan kedalam daun pisang yang sudah dibentuk, kemudian dikukus. Kue Burongko ini enaknya dinikmati setelah keluar dari kulkas.

Pisang bonyok paling banyak dibikin "Kambeng". Karena sangat simple. Pisang dihancurkan, dicampur terigu, kemudian digoreng atau wajan diolesi dengan minyak goreng, ratakan pisang hancur di atasnya, tutup, masak dengan api kecil. Dulu, inilah jenis olahan pisang yang sangat saya tidak suka, kadang-kadang jika sudah dibikin almarhumah ibu, saya bahkan tidak menyentuhnya. Bentuknya tidak asyik, mungkin karena menyerap banyak minyak, rasanya kurang enak (sorry mom).
 
****
Bertahun-tahun kemudian, pisang menjadi buah yang mahal. Sesisir pisang dihargai Rp.10.000-15.000. Apalagi jika bulan Ramadhan, harganya melonjak. Dulu, aduh bertebaran dimana-mana. Dirumah banyak, ke rumah tetangga ketemu pisang, ke rumah nenek ketemu lagi pisang, kerumah nenek yang satu ketemu pisang lagi. Karena banyaknya, saya jadi tidak selera dengan buah pisang.
 
Saya sangat menghargai pisang sekarang. Tidak pernah ada pisang terbuang, semua ludes dibikin macam-macam. Jika ingin makan Sanggara Peppe, tinggal beli pisang muda. Jarang pisang muda yang sudah dibeli berubah menjadi pisang bonyok, biasanya pisangnya habis di usia yang masih sangat muda hahaha.
 
Beberapa hari yang lalu saya membeli pisang bonyok, sengaja karena saya mau membuat Kambeng Pisang. Iya kue yang itu, kue yang saya tidak inginkan dulu. Tenyata Kue Kambeng bisa menjadi special dengan sedikit modifikasi. Anak-anak suka sekali, mereka bolak-balik makan sampai habis. Ini saya bagi resepnya:
 
Bahan-bahan:
 
Pisang bonyok (saya pake pisang kepok)
Tepung Terigu
Tepung sagu
Keju/ gula merah
 
Takaran kira-kira saja, saya bikin seperti takaran digambar.
Kambeng-pisang
Bahan Kambeng Pisang
 
Potong-potong pisang berbentuk dadu. Masukkan ke wadah yang agak besar, masukkan tepung terigu, tepung sagu yang sudah dicairkan. Aduk rata.
 
Siapkan happycall atau teflon. Olesi mentega, kemarin karena mentega habis saya pakai minyak goreng, tumpahnya kebanyakan pula (tepok jidat).
 
Tata adonan pisang diatas happycall, masak dengan api kecil. Jika sudah matang taburi dengan keju parut. Jika tidak suka keju, bisa juga diganti dengan gula merah. Caranya buat larutan gula merah dengan cara memanaskannya, terus campur diadonan tadi. Enak.
 
Kambeng-pisang
masak diteflon atau happycall
 
Karena dicampur dengan tepung sagu, kuenya jadi agak legit, tidak menyerap minyak. Pokoknya lebih enak saja dibandingkan tidak memakai tepung sagu. Apalagi ditaburi topping keju, keliatan lebih modern kan?
Kambeng-pisang
This is it!! Kambeng Keju ala Mom Nay
 
Semoga bermanfaat.
Parepare, 16 09 2015
Nur Islah
0

Sabtu kemarin, kebetulan bertepatan dengan week ganjil (week ganjil kantor saya libur), saya sempatkan kepenggilingan daging di Pasar Lakessi. Sayang sekali tidak bawa HP, seru sekali melihat proses penggilingan disana, malah sempat ngobrol dengan salah satu penjual daging sapi. Kata Bapak yang menjual, sapi yang dia potong per hari rata-rata 3-4 ekor dan semuanya habis terjual. Ini baru 1 penjual, sementara dideretan los itu banyak penjual daging sapi, rata-rata daging dagangan mereka terlihat sisa sedikit dan beberapa habis (saya perginya agak telat jam 9. 00 pagi).
 
Ini resep ala diriku ..saya masih tahap in training lho ya, jadi maafkan jika masih belum sempurna.
 
Bahan-bahan:
1 kg daging
½ kg kanji (sebaiknya kurangi menjadi 100 gram)
1 genggam bawang putih
1 genggam bawang merah (digoreng)
Merica bubuk
1 sachet Masako rasa sapi
1 sachet tepung bakso mama suka
2 telur ayam
1 batang daung bawang yang sudah diiris-iris
 
Sebenarnya saya mau pakai tepung kanji 100 gram saja, tapi menggiling daging itu selalu antri, sementara semua bahan diatas harus sudah disimpan dibaskom diatas tumpukan daging untuk langsung dicampur oleh tukang gilingnya (next time akan saya foto dan tulis dipostingan lain). Sulit untuk berdiri disitu dan memberitahukan tukang gilingnya “Pak, 100 gram saja ya! “. Selain bising oleh suara mesin, segan rasanya desak-desakan disitu.
 
Cara membuat bakso :
Bahan yang sudah digiling tadi mulai dibulatkan, caranya genggam daging halus tadi, bulatkan 2-3 kali seperti gambar dibawah. Daging halus dari genggaman akan muncul membulat disela ibu jari dan jari telunjuk. Jika bulatan sudah terlihat sempurna simpan di panci yang berisi air yang hampir mendidih dengan bantuan sendok. Rebus bakso sampai bulatan bakso naik kepermukaan air.
Langkah-membuat-bakso
Langkah-langkah membuat bakso
bulatan-bakso
 
Cara membuat kaldu:
 
Kuah kali ini saya buat dengan membuat kaldu dari tulang kaki sapi. Didalam tulang sapi terdapat sumsum yang full lemak dan lezat. Menurut resep ditambahkan dengan tulang-tulang ayam dan sayap ayam, tapi karena terlalu siang untuk membeli bahannya saya pakai tulang sapi saja.
 
Tulang sapi harus sudah dipotong. Harus dipotong dulu, sebaiknya suruh penjualnya potong karena bisa rusak pisau dirumah kalau potong sendiri. Habis itu cuci bersih. Rebus dalam panci yang berisi air, usahakan airnya menenggelamkan semua tulangnya. Rebus sampai mendidih. Setelah mendidih, buang air rebusannya. Rebus kembali tulang dengan air yang baru. Tambahkan bawang putih 5 siung yang sudah dikeprek dan daung bawang yang sudah diiris-iris. Didihkan lama dengan api kecil. Kata orang semakin lama dididihkan kaldu semakin enak. Tapi kemarin karena sudah keburu lapar, rebusnya tidak terlalu lama.
A photo posted by Nur Islah (@pulau_ila) on

 
Kuah bakso bisa dibuat sesuai selera saja, tapi pakai air kaldu yang tadi dibikin, rasanya pasti lebih istimewa. Siapkan mangkuk, masukkan baksonya ,tambahkan pelengkap seperti mie, kacang, daun bawang, daun sup, kacang goreng, dan jeruk nipis. Jangan lupa siapkan kecap dan sambel biji, makan rame-rame diteras rumah. Ludes!!
 
A photo posted by Nur Islah (@pulau_ila) on

0

Sekitar 2 tahun yang lalu, ada asisten RT yang bekerja pada kami, namanya Diana. Dia periang dan suka masak-masak. Sayangnya karena sesuatu dan lain hal, dia tidak bekerja lagi dirumah kami. Dari Diana lah saya tahu cara membuat jalangkote. Saya senang sekali, karena Jalangkote ini termasuk cemilan favorit yang biasanya dibeli dipagi hari. Bahan-bahannya murah, gampang didapat, dan biasanya selalu tersedia dikulkas.

Bahan Kulit:
Tepung terigu ¼ kg
Mentega 2 sendok makan (cairkan dengan cara dipanaskan)
Garam sedikit (optional)

Bahan isian:
Sebenarnya ini sesuka hati, apa yang ada aja:
Wortel (potong kecil-kecil)
Kentang (potong kecil-kecil)
Mie/ bihun
Telur rebus/ daging cincang

Bumbu halus:
Merica
Bawang merah
Bawang putih
Garam
Gula (sebagai penyedap)
Cara membuat:

Rebus wortel dan kentang sampai matang, bisa tambahkan sedikit garam didalam air rebusannya. Di wadah lain, rendam mie/bihun dengan air panas.

Tumis bumbu halus dengan 1 sendok makan minyak goreng, setelah harum masukkan kentang, wortel dan mie/bihun. Aduk-aduk sampai merata.

Bahan isian dah siap, sekarang siapkan kita membuat kulitnya. Campur semua bahan kulit menjadi satu dalam wadah agak besar, tambahkan sedikit air. Campur memakai tangan, diremas-remas sampai tidak melengket. Tidak perlu sampai kalis. Siapkan tepung terigu untuk taburan ketika menggiling adonan.

Dulu waktu diajar sama Diana, menteganya langsung dicampur tanpa harus mencairkannya terlebih dahulu. Tapi setelah beberapa kali membuat, ternyata dengan mencairkan menteganya, rasa kulitnya lebih gurih. Selamat mencoba.
0


Beberapa hari lalu mba Dyah, salah seorang teman kantor, bawa bakara ke kantor. Bakara adalah istilah Bugis-Makassar untuk sukun goreng. Sukun gorengnya enak dan gurih, seperti biasa buatan eyangnya Alifah (Ibunya Mba’ Dyah, red) selalu enak dimakan. Nah sukun goreng ini semakin mantap karena dilengkapi dengan sambel yang super pedes, 1 piring bakara ludes seketika oleh teman-teman kantor, dan tentu saja oleh saya yang juga kebagian 2 potong.

Penasaran dengan rasanya yang super pedes, saya tanya mba Dyah cara bikinnya. Ternyata kuncinya di cara membuatnya saja. Bahan-bahan yang dipakai sama dengan membuat sambel terasi biasa:

Lombok segengam, bawang merah, bawang putih, tomat, terasi, gula merah.

Saya biasanya langsung menggiling bahan-bahan, setelahnya, langsung ditumis dengan minyak goreng 2 sendok. Kalau versi eyangnya Alifah, semua bahan kecuali tomat dan terasi direbus terlebih dahulu, setelah itu semua bahan yang direbus tadi diulek bersama tomat dan terasi, kemudian ditumis.

Yang membuat saya senang dengan cara ini adalah gampang diulek!!!. Karena setelah direbus bawang dan teman-temannya menjadi super lunak, enteng banget nguleknya. Kalau cara bikin sambel kemarin-kemarin bikin pegel tangan karena pertama harus mengiris bawang yang juga membuat pedih mata, kedua harus mengulek agak lama. Kalau sambel versi eyangnya Alifah, cukup mengupas bawang merah dan bawang putihnya, setelah itu langsung direbus bulat-bulat.

Bahan-bahan yang direbus juga lebih bersih dari kuman. Sebersih-bersihnya kita mencuci lombok dan bawang, gak mungkin kan kita melototin pake kaca pembesar apa masih ada ulat atau tidak, tapi kalau direbus dijamin ulat dan sejenisnya mati seketika.
0

Aku punya warung makan langganan, nama pemilik warungnya bernama Pak Sunarto. Orang Madura, gemuk dan berkumis, tapi kelihatan baik. Jika mampir diwarung Pak Sunarto, aku paling suka ayam goreng pake paha atau sate kambing. Sate kambing mudanya muantap, dibuat khas Madura, pakai bawang merah mentah. Kalau suamiku lebih sering pesan tong seng kambing.  Jadi kalau aku pesan sate kambing, suamiku pesan tong seng, aku sering icip-icip punya dia, tapi satenya aku ogah bagi hehehe.
                                                           
Ayam goreng Pak Sunarto juga enak, cara gorengnya pas, tidak mentah tidak terlalu garing, sambelnya juga enak, tidak dibuat massal, hanya dibuat pada saat ada yang pesan makanan.

Mungkin karena keseringan melihatku, Pak Sunarto berbaik hati mau membagi resep sambal ayam gorengnya,

Ini bahan membuat sambal 1 porsi ayam goreng

Cabe 6 biji
Kacang goreng 10 biji
Tomat besar yang sudah digoreng 1 biji
Bawang goreng 10 biji
Gula merah secukupnya
Penyedap rasa secukupnya
Garam secukupnya
Terasi secukupnya

Malah ditambahkan tips sama beliau, supaya ayam atau ikan  yang akan digoreng tidak bau amis, buatlah adonan bawang putih, ketumbar yang sudah diblender, tambahkan air dan garam, rendamlah ayam atau ikan sebelum digoreng.

Selamat mencoba!!
0

Jemputan istirahat siang telah datang, hmmm lunch apa ya, kemarin malam tidak sempat ke senggol beli ikan, akhirnya terus ke pasar Sumpang, semacam pasar kecil yang buka dari pagi sampai sore. Setelah tengok 2 lapak ikan yang ada disitu, akhirnya pilihan jatuh ke kepiting kecil yang lagi diobral sama penjualnya, harga hanya Rp. 15.000,- , kalau dikilokan mungkin sekitar 2 kg. Sampai rumah langsung dieksekusi memakai bahan-bahan yang ada dikulkas, tambah kemangi yang tadi dibeli Rp .500.
 
 Ini dia “Kepiting tumis kemangi”
 
Bahan-bahan:
 
Kepiting 1 kg
Kemangi 1 ikat kecil
Bawang merah 2 suing,iris tipis
Bawang putih 3 siung,iris tipis
Serai 1 batang, potong 3
Tomat 3 buah,iris tipis
Cabe merah 2 buah,iris tipis
Merica ½ sdt
Penyedap rasa secukupnya
Garam secukupnya
Minyak goreng/margarin untuk menumis secukupnya
 
Cara membuat:
 
Masak kepiting di wajan besar berisi air. Tumis bawang merah, bawang putih, tomat, cabe dengan minyak goreng di wajan terpisah. Tambahkan tumisan tadi ke dalam wajan yang berisi kepiting, tambahkan garam, merica dan penyedap rasa. Jika hampir matang tambahkan daun kemangi.
 
Yang aku suka dari masakan ini, rasanya kemanginya nendang lidah buanget. Setiap masak kepiting pasti dimasak pakai kemangi, terinspirasi memasak setelah makan kepiting pakai kemangi dipinggir pantai Losari, depan Benteng Rotterdam jaman kuliah dulu.
0

Kemarin belum sempat kepasar, ubek-ubek kulkas, yang ada hanya udang sedikit dan ubi jalar buanyak. Jadi aku putuskan buat masakan campuran keduanya. Ternyata lumayan enak, untuk ukuran bahan sisa kulkas. Langsung amblas detik itu juga, walaupun yang makan harus “mancing” dipiring untuk temukan udangnya hehehe.

Foto yang kuupload lumayan bikin gak selera ya hahaha


Ini resepnya

“Tumis udang ubi jalar pas lagi cekak”

Bahan-bahan:

Segengam udang sedang, potong-potong lagi kalo mau irit dan cepat matang
2 buah ubi jalar putih atau merah dipotong dadu
2 buah bawang merah, iris tipis atau cincang
1 buah bawang putih ukuran kecil, kalau besar bisa pakai setengah, ulek sampai halus
2 buah cabe merah, buang bijinya lalu iris serong
Margarin secukupnya
Garam secukupnya
Masako/ royco secukupnya

Cara membuat:
Goreng ubi jalar, sisihkan
Tumis bawang putih pakai margarin,  lalu masukkan bawang merah, dan cabe, tumis sampai baunya harum.
Masukkan udang, aduk-aduk sampai matang
Masukkan ubi jalar yang sudah digoreng, tambahkan garam dan masako sesuai selera.

Masakan ini tidak perlu pakai kecap atau gula lagi, karena ubi jalarnya sudah manis.
Porsi 3 orang.

Gampang buatnya, murah meriah dan enak di lidah. Happy cooking moms!!

0

Sabtu, 02 April 2016

Sudah lama saya berencana membuat blog khusus kegiatan masak-masak, tapi masih sering ragu, khawatir blognya jarang update. Maklum saya masak masih tergantung mood alias kalau rajin saja. Tapi karena ingin melihat suami makannya lahap terus, saya pikir tidak ada salahnya menambah blog satu lagi, supaya ada penambah semangat lebih rajin di dapur.

Tulisan perdana sederhana, sayur Kangkung Terong. Saya memasak sayur ini awalnya karena di kulkas hanya ada bahan terong dan kangkung saja, ternyata rasanya lumayan enak, jadi bikin lagi deh besoknya. Saat memasak kedua kalinya, kebetulan kembang kol juga masih ada jadi saya tambahkan juga, supaya lebih ramai sayurnya (baca:banyak).
Sayur-kangkung-terong
Sayur Kangkung Terong
Bahan:
Kangkung cabut 1 ikat
Terong ungu 1 buah (lepas kulitnya, potong dadu)
Kembang kol 1 genggam
Bawang merah 3 buah
Bawang putih 3 buah
Tomat 1 buah
Kecap 1 sdm
Saus tiram 1 sdm
Merica secukupnya
Garam secukupnya
Gula pasir secukupnya
Minyak goreng 1-2 sdm
Air secukupnya

Cara membuat:

Panaskan minyak goreng dengan api sedang. Masukkan bawang merah, bawang putih dan tomat yang sudah diiris tipis.

Setelah bawang tadi layu dan harum, masukkan terong dan kembang kol, aduk.

Tambahkan air secukupnya, jangan terlalu banyak ya, air ini supaya terongnya matang merata saja.

Masukkan kecap, garam, gula, merica dan saus tiram. Aduk rata.

Kalau terongnya sudah matang (lembut), masukkan kangkung. Masak sebentar.

Sayur sederhana tapi nikmat ini siap dihidangkan.

Rate (1-5) :
Tingkat kesulitan : 1
Rasa : 4
0